Minggu, 14 September 2014

Park Ji-sung, Sang Forever Captain yang Mengangkat Sepak Bola Korea Selatan





Meski telah pensiun secara resmi sebagai atlet sejak tahun lalu, tidak dapat dipungkiri karier dan prestasi Park Ji-sung telah mengangkat nama Korea Selatan di mata dunia.



Bintang sepak bola Korea Selatan yang melegenda, Park Ji-sung, adalah pria kelahiran 25 Februari 1981. Tinggal di Suwon yang merupakan daerah yang melahirkan banyak atlet nasional Korea Selatan, dari tempat itu pula ia memulai mimpinya sebagai atlet sepak bola. Dimulai dari memimpin tim sekolahnya menjadi juara tingkat nasional. Meski begitu, Park muda ditolak oleh banyak klub lokal dan sekolah atlet karena postur tubuhnya yang kecil. Namun, pelatih Park saat itu mendorongnya untuk tetap melanjutkan mimpinya sebagai atlet sepak bola. Park pun menemukan cara baru dengan masuk ke universitas umum dan meniti karier lewat klub kampusnya, Myongji University.

Di tahun ketiganya berkuliah pada tahun 1999, tim universitas Park mendapatkan kesempatan untuk berlatih bersama timnas Korea Selatan yang saat itu sedang dipersiapkan untuk mengahadapi olimpiade. Teknik dan performa Park menarik perhatian pelatih Huh Jung-moo, dan menyarankannya untuk mengikuti seleksi timnas. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Park. Segera setelah seleksi, ia pun masuk menjadi tim inti di timnas Korea Selatan pada tahun 2000 dan menyandang gelar kapten. Park memulai kareirnya sebagai kapten timnas Korea Selatan di  kualifikasi AFF Asian Cup pada tahun 2000.

Setelah itu, Park memutuskan untuk merambah dunia internasional dimulai dengan Jepang. Ia masuk menjadi tim inti di klub Kyoto Purple Sanga. Tahun 2002, Park kembali ke Korea Selatan untuk fokus membawa nama timnas di Piala Dunia 2002. Nama Park kian bersinar saat tim yang dipimpinnya berhasil menjadi Juara IV di Piala Dunia 2002.

Karena permainannya yang gesit dan indah, Park pun berhasil menarik perhatian Hiddink dan diundang masuk ke dalam tim inti klub PSV Eindhoven. Pada tahun 2005, kemampuan Park dilirik oleh pelatih klub Machester United, Sir Alex Ferguson, dan dibeli senilai £4 juta. Pada pertandingan MU melawan Lille tahun tersebut, Park dipilih untuk menggantikan posisi Ryan Giggs yang cedera sebagai kapten di waktu yang tersisa. Park menjadi pemain Asia pertama dalam sejarah yang dipercaya untuk mengemban tanggung jawab sebagai kapten dalam klub ini. Di dalam klub ini pula, Park bertemu dengan sahabat dan pasangan emasnya, Patrice Evra. Permainannya yang cantik dan harmonis bersama Evra adalah sebuah ‘harta’ yang dimiliki MU. Akhirnya, di tahun 2012 Park menerima posisi kapten dan bermain penuh.

Park resmi mengumumkan pensiunnya pada Mei 2014 dengan alasan permasalahan pada lututnya. Ia mengakhiri kariernya sebagai atlet ketika dirinya sedang menjadi bagian dalam klub PSV Eindhoven. Setahun sebelumnya, di sebuah variety show, saat Koo Ja-chul, kapten timnas Korea Selatan sekarang, menawarkan Park untuk bergabung bersama timnas dalam Piala Dunia 2014, Park menjawab, bahwa ia ingin memberikan kesempatan kepada para juniornya yang telah berjuang keras untuk mengisi posisi tersebut. Park dengan tegas mengatakan bahwa ia sangat ingin menyaksikan timnas Korea Selatan bisa bersinar terang di tangan para juniornya.

Bersamaan dengan pengumuman pensiunnya, Park juga mengumumkan tentang pernikahannya dengan Kim Min-ji, seorang pembaca berita olahraga terkenal di Korea Selatan. Park mengatakan, hidup santai, menyenangkan, dan tanpa tekanan bersama keluarganya sendiri adalah impiannya sejak kecil. Pertandingan terakhir Park adalah saat melawan tim Indonesia All Star di pertandingan amal Asian Dream Cup 2014 pada Juli lalu.

Dalam konferensi persnya, Park mengatakan, “ Saya pergi tanpa penyesalan, karena saya sangat menikmati bermain sepak bola. Saya telah mencapai lebih dari yang saya inginkan. Saya sangat berterima kasih atas semua yang telah saya dapatkan dan saya akan selalu mencari cara untuk membayarnya kembali seumur hidup saya.”

Kini, Park memfokuskan diri untuk mengurus yayasan amal milik ayahnya yang didirikan atas namanya, JS Foundation. Yayasan ini bertujuan untuk membantu anak-anak di seluruh dunia yang mempunyai mimpi sebagai atlet sepak bola. Selain itu, Park juga resmi menjadi Global Ambassador untuk klub Manchester United. Ia diberikan tugas untuk memantau dan merekrut langsung anak-anak muda berbakat untuk dilatih dan bergabung dalam klub tersebut.

Park secara langsung memilih Indonesia sebagai tujuan pertamanya. Setelah melihat beberapa pertandingan U-19 ketika AFC tahun lalu, juga merasakan secara langsung kekuatan tim Indonesia All Star, Park yakin akan talenta anak muda Indonesia yang luar biasa. Berfungsi sebagai ‘talent scouter’ bersama pemain legendaris MU lainnya seperti Denis Irwin, Louis Saha dan Andrew Cole, nantinya Park akan memilih 11 pemain muda berbakat Indonesia untuk dilatih di MU Soccer School, Old Trafford, Inggris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar